31 Juli, 2008

Pantai Petaka :-)

Dari dulu yang namanya liburan pasti asik. Mo bokek mo tajir yang penting aseeeek..Kalo minggu kemaren kita rame2 ke Aer terjun Sedudo, agenda minggu ini jadi ke pantai. Na karena di Kediri gak ada pantai maka kita putuskan buat ke Tulungagung n Trenggalek, 2 kabupaten terdekat dari sini yang merupakan daerah pesisir pantai selatan Pulau Jawa. Di sana konon terdapat siluman buaya berkepala monyet, …., PANTAI yang bepemandangan bagus nan elok seperti Maria Ozawa (pasti udah tau, kalo bilang gak kenal aku sumpahin bulu hidungnya jadi tambah lebat n panjang). Nah karena semua koresponden klub liburan berjenis kelamin jantan, maka gak ada salahnya kita mencoba (pantai) Maria Ozawa beramai-ramai, hi2 pasti asik dan bersahabat.

Start bermula dari kantor dengan memakai 2 mobil yang tidak akan saya sebutkan mereknya sebagai Suzuki APV dan Nissan Grand Livina, namun cukup dengan inisial AP dan LV agar semua penasaran bagaimanakah sebenarnya tipikal kendaraan yang kami pakai (??). Karena kurang koordinasi jadi berangkatnya pun agak terlambat alias kesiangan banget. Waktu ditelepon si empunya LV, aku beserta 2 personil yang sekosan denganku masih sama2 bertelanjang dada di ranjang. Bukannya apa karena mo mandi trus mampir sebentar di kamar temen gara2 ada infotainment yang lumayan bergejolak untuk disimak beritanya…”Penemuan Sesosok Laki2 dalam Septic Tank”….Sempet timbul pemikiran, pasti keadaannya bener2 mengenaskan. Kalo idup pasti udah berwarna k****g dengan asesoris berwarna mejikuhibiniu di rambutnya. Kalo mati …..ya sama kira2, cuman gak bisa teriak2 aja minta nasi sebakul sama kerupuk buat sarapan. Dan walhasil kami nyampe TKP dengan busa sabun masih nyangkut di kuping gara2 buru2 takut ketinggalan kereta LV dan AP.

Sepanjang perjalanan AP dan LV berjalan beriringan. Berjalan bersama layaknya dua orang sahabat karib yang udah lama gak berantem. LV melaju dengan gontai namun AP berkelok2 tracknya mirip uler ketindes truk ngangkut pasir. Prediksi sih si sopir pasti belum sarapan so matanya berkunang2 yang bikin jalannya jadi berkelok2 (kelihatannya) hi2. Ato mungkin juga usia AP lebih senior dari LV sehingga selalu gak mau disalip meski jalannya udah sempoyongan. Sampe akhirnya target pertama kita tercapai. Dan tujuan kita itu tak lain dan tak bukan adalah Pantai Popoh. Eits, jangan under estimate dulu dunk?! Meski namanya mirip celana bayi yang berbau septic tank (lagi) tapi pemandangannya gak gitu2 amat. Di sana gak ada tokai kok, apalagi temen2nya. Yang ada hanyalah pemandangan menarik perahu2 nelayan parkir dengan rapi jali. Serta bebarapa wisatawan domestik yang asik membuka bekalnya dari rumah. Dan sebenarnya yang bikin suasana pantainya jadi gak kondusif adalah datangnya segerombolan penyamun yang baru aja turun dari dua biji mobil dengan beringas, yang langsung menerkam para pengunjung laennya karena udah lama gak makan jari kelingking sama jempol manusia. Yang bikin napsu makan berkurang adalah bakat mereka yang rata2 banci foto dan suka berpose aneh. Tapi itulah mereka, di manapun, kapanpun, dan dalam keadaan apapun berpose nista adalah hobi mereka. Mereka adalah kami a.k.a kita.




gerombolan banci foto



Di sana kita gak berlama2 karena ada selentingan kabar burung kalo ada lagi pantai yang pemandangannya lebih menarik dan layak esploitasi. Asal tahu aja karena mayoritas dari kami berpikir akan ada banyak Maria Ozawa berkeliaran di sana, hi2. Selain menikmati pantai, tujuan kami juga pengen makan2 ikan hasil bakaran kami sendiri (meski sebenarnya udah sering makan ikan mentah dengan mulut berdarah2). Sampe di tujuan selanjutnya yakni Pantai Pasir Putih, pantai yang (seharusnya) berpasir warna putih dengan pohon nyiur melambai pada tiap sisinya. Pasir yang gak pernah perawatan di salon namun tetep putih terjaga. Tapi karena ulah manusia juga akhirnya jadi banyak sampah berserakan yang bikin gak sedap pemandangan. Tapi it’s OK, secara umum pantainya bener2 indah kok. Karena laper akhirnya kita langsung mencari mangsa di sebuah depot yang berada di deket parkiran mobil. Depot itu bernama “Moro Seneng” yang berarti Setelah datang jadi Senang. Tapi belum tentu juga, bisa aja yang seneng cuman yang jualan karena telah berhasil menguras kantong si pembeli sampe bersih, dan si pembeli jadi korban karena terbuai masakan si penjual (gak usah dibaca berulang2, karena ini cuman pemikiran bodoh si pembeli aja).



murah dan layak santap....



Di sana kita pesen makan dengan ugal2an dan membabi buta. Ada yang pesen ikan bakar, cumi goreng, Es degan, bahkan yang paling ekstrim adalah…SOTO!?. Sebuah masakan yang seharusnya tidak perlu susah2 pesen di luar Kediri namun ternyata masih ada peminatnya di antara kami, ....freak!?. Si penjual dan kru-nya pun sampe kewalahan gara2 melayani nafsu (makan) kami yang bener2 mirip kuda nil yang puasa 7 bulan. Yang nambah nasilah, minta aerlah, nambah sambel-lah, pokoknya bener2 bikin ambeien deh. Dan adegan tadi berakhir saat perut masing2 Orc berdarah panas telah penuh sesak dan membuncit.

Agenda selanjutnya yakni masih seputar banci foto. Mulai dari berpose sama2 sambil lompat dan teriak2, mencari objek hidup yang bahenol, nyari disaster women (wanita2 yang pake daster) sampe nyuri2 gambar cewe2 yang lagi mandi di pantai dengan kaos yang basah, ohhh…bener2 bikin ketagihan. Trus dilanjutin naek perahu mengitari pesisir pantai dengan deburan ombak setinggi 2 cm. Pokoknya seharian dilewati dengan hedon tanpa memperhitungkan tanggal tua, pokoknya asik. Perjalanan pulang pun berlalu dengan kondisi pakaian basah di sana-sini, pasir, serta capek yang gak bisa ditoleransi. Nyampe di Kediri sekitar jam 7 malem. Namun penderitaan tidak sampe di situ saja. Abis itu jam 9 malem masih diajak maen futsal lagi lawan sebuah tim yang beranggotakan pria2 atletis. So tak ayal tim kita dihajar 11-5, fiuh….Namun tetep ada alibi bahwa kekalahan itu dikarenakan semua kru yang telah KO gara2 baru pulang dari vacation ke pantai. Meski sebenernya kalo masih fresh juga sama2 dibantai, hi2. Penderitaan bertubi2 pun datang kepadaku. Sepulang futsal tiba2 rasanya leherku gak bisa nengok, sakit banget. Sampe buat tidurpun susah, dan untungnya masih ada Ndutie yang selalu setia nemenin aku sampe akhirnya terlelap….miss u Ndutiequw. Tapi bangun tidur siksaan itu belum berhenti, masih aja sakit terasa di leherku. Mo diolesin pake Counterpain tapi yang ada cuman aer putih sama minyak rem. Sampe akhirnya Ibu Kos turun tangan untuk mengerok punggungku, hi2. Sebuah lukisan di punggungku pun tercipta. Lukisan yang sangat sulit untuk ditiru para plagiator. Oh, nikmatnya liburan membawa petaka :-)......



what a sexy body paint..?!

Tidak ada komentar: